Aku hanya seorang kelana yang tanpa rimba
dan tanah gersang ini adalah permadani dukaku
Ketika malam datang aku hanya mendapatkan pekatnya
dan kesunyian ini pun semakin menderaku
Aku terlahir kembali ketika mentari menampakkan wajah merahnya
dan aku tidaklah lebih dari petualang jalang
yang tak kan pernah lagi menemukan jati dirinya
tak pasti...
Matahari mulai meninggalkan garangnya
aku yakin pekat akan kembali
dan aku masih disini
belum menepi...
Tanganku semakin lemah tak berdaya
seonggok jiwa yang matipun sebenarnya dipertanyakan
karena disudut senja masih terdapat harap
esok pagi matahari akan kembali
membakar semangat...
dan akhirnya dia bisa tertidur tenang
ketika satu pertanyaan abad mendatang
masih menyisakan jawabannya
Dan dia akan berkata tentang apa yang telah dilakukannya
Dia telah menanam setitik semangat yang hampir padam
tapi dia tahu dan yakin
bahwa arahnya akan tetap memperlihatkan
sisa kobaran semangat itu
Ketika kebinasaan itu akan datang
aku masih tetap ada
tetap bersemayam dalam hati-hati yang sama-sama terluka
tapi kuyakin semua itu
hanya sebuah kisah yang tak kan pernah mati
Kukatakan dan akan selalu kuingatkan
bahwa aku masih disini
bersama tangisan kecil
yang semakin hilang dari peradaban jiwa
Nantikan aku disini
dan tak kan pernah kuingkari janji itu
Aku akan tetap menanti
meski kau tak lagi mengingatku
atau sekedar menguji kesetiaanku???
Cobalah...
karena aku adalah bara yang tak kan pernah mati
Sekali lagi!!!
Ingatlah, aku masih disini
menanti...
Friday, January 21, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment